TOPMETRO.NEWS – Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setiawan buka suara terkait kematian Ardiansyah (37) warga Jalan Pusaka, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, Kamis (6/2).
” Saat ini polisi masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap jenazah tersebut,” kata Gidion.
Gidion menerangkan, akan mencari tahu penyebab kematian Ardiansyah dan belum mengidentifikasi pelaku.
Dijelaskannya, Ekshumasi yang dilakukan pihaknya beserta dokter forensik terkait laporan Nurmalia yang meyakini jika anaknya tewas diduga karena penganiayaan. Laporan itu dilayangkan Nurmalia, Kamis (30/1).
“Dugaan penganiayaannya estimasi terjadi pada 20 Agustus 2024. Kemudian pada masa perawatan dan meninggal pada 20 Desember 2024. Dan baru dilaporkan resmi sebagai korban penganiayaan atau menyatakan sebagai korban penganiayaan 30 Januari 2025,” jelas Gidion.
Proses pembongkaran jenazah Ardiansyah itu kata Gidion merupakan standard operasional penyidikan yang harus dilakukan untuk meyakinkan penyebab kematiannya.
“Titik kritisnya adalah melakukan pemeriksaan terhadap jenazah. Supaya tidak menjadi persepsi dan meyakinkan bahwa sebab-sebab kematiannya jelas, maka kita lakukan pemeriksaan terhadap jenazah,” lanjutnya.
Menurut Gidion, terkait kematian Ardiansyah pihaknya masih meminta keterangan Nurmalia. Pasalnya, hal ini merupakan bagian dari laporan Nurmalia pasca dugaan penganiayaan yang dilakukan Leo Situmorang.
“Masih Nurmalia. Karena langkah awalnya ini yang kita lakukan. Karena ini terkait laporan yang sebelumnya terhadap korban Nurmalia dan putranya M Arwin. Maka ini berlanjut, masih satu rangkaian peristiwa ini. Data awal ada, maka kita memastikan ada tidaknya kekerasan dalam menjadi penyebabnya kematian yang bersangkutan,” tuturnya.
Disinggung dugaan penyebab lain atas kematian Ardiansyah, Gidion belum dapat memastikan. Menurutnya, hal itu akan terjawab setelah tim dokter forensik selesai melakukan pemeriksaan. Namun Gidion juga tidak menampik jika Ardiansyah memiliki riwayat penyakit asam lambung.
“Kalau dari rekam medis iya (asam lambung). Kalau pendarahan di otak ini masih mau kita buktikan ada atau tidak,” lanjutnya.
Setelah mendapat penganiayaan menggunakan helm, Ardiansyah sempat mendapat perawatan selama empat bulan.
“Bertahap (perawatan), rawat-pulang, rawat-pulang. Banyak jeda yang terjadi, maka kita harus pastikan apasih yang menjadi penyebab kematiannya,” jelasnya.